Entri Populer

Mengenai Saya

Foto saya
Terima kasih kepada swahabat-sahabatku yang slalu mendorongku untuk teteap semangat menjalani hidup ini

rieut mikiran nu korupsi mah,mening ngopiii...

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Tulis komentar komentar anda

Aku hanya manusia biasa yang tak luput dari dosa,
Cintailah Tuhan-Mu maka Tuhan-Mu akan mencintaimu,
dan cintailah sebuah proses,karna awal keberhasilanmu berasal dari sebuah proses anda...

Cerita Malin Kundang





Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.

Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.

Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar.Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut.

Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.

Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. “Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya.

Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”.

Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Aia Manih, di selatan kota Padang, Sumatera Barat.

sumber     :     
ocimweb.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kamus Bahasa Sunda

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cara Membaca Pikiran Orang


K
emampuan membaca pikiran ini,
 oleh William Ickes—profesor psikologi di University of Texas,
Darimana asalnya?
Kemampuan (terbatas) kita untuk membaca pikiran menurut Ross Buck–profesor Communication Sciences di University of Connecticut, memiliki sejarah yang amat panjang. Dikatakannya bahwa, melalui jutaan tahun evolusi, sistem komunikasi manusia berkembang menjadi lebih rumit saat kehidupan juga menjadi lebih kompleks. Membaca pikiran lantas menjadi alat untuk menciptakan dan menjaga keteraturan sosial; seperti membantu mengetahui kapan harus menyetujui sebuah komitmen dengan pasangan atau melerai perselisihan dengan tetangga.
Kemampuan ini sendiri muncul sejak manusia dilahirkan. Bayi yang baru lahir lebih menyukai wajah seseorang dibandingkan stimulus lainnya, dan bayi berusia beberapa minggu sudah mampu menirukan ekspresi wajah. Dalam 2 bulan, bayi sudah dapat memahami dan berespon terhadap keadaan emosional dari pengasuhnya. Nancy Eisenberg, profesor psikologi di Arizona State University dan ahli dalam perkembangan emosional, menuturkan bahwa bayi berusia 1 tahun mampu mengamati ekspresi orang dewasa dan menggunakannya untuk menentukan tingkah laku berikutnya. Lanjutnya, bayi usia 2 tahun mampu menyimpulkan keinginan orang lain dari tatapan matanya, dan di usia 3 tahun, bayi dapat mengenali ekspresi wajah gembira, sedih atau marah. Saat menginjak usia 5 tahun, bayi sudah memiliki kemampuan dasar untuk membaca pikiran orang lain; mereka telah memiliki “teori pikiran.” Bayi tersebut mampu memahami bahwa orang lain memiliki pemikiran, perasaan dan kepercayaan yang berbeda dengan yang mereka miliki.
Anak-anak tadi mengembangkan kemampuan membaca pikiran dengan mengamati pembicaraan orang dewasa, dimana mereka membedakan kompleksitas aturan dan interaksi sosial. Selain itu, kegiatan bermain dengan teman sebaya juga dapat melatih anak untuk membaca pikiran anak lainnya. Namun, tak semua anak bisa mengembangkan kemampuan ini. Anak-anak yang mengalami penelantaran dan kekerasan cenderung mengalami hambatan dalam mengembangkan kemampuan membaca pikiran ini. Sebagai contoh, anak yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh dengan kekerasan, mungkin akan jauh lebih peka terhadap ekspresi marah, walaupun sesungguhnya emosi marah tidak muncul.
Lanjut lagi, kemampuan membaca pikiran yang lebih maju biasa muncul pada masa remaja akhir. Hal ini terjadi karena kemampuan untuk menyimpan perspektif dari beberapa orang di saat yang sama—dan lalu mengintegrasikannya dengan pengetahuan kita dan orang yang bersangkutan itu—seringkali membutuhkan kemampuan otak yang sudah jauh berkembang.
Bagaimana Membaca Pikiran?
Membaca bahasa tubuh adalah komponen inti dari membaca pikiran. Lewat bahasa tubuh, kita bisa mengetahui emosi dasar seseorang. Peneliti menemukan bahwa ketika seseorang mengamati gerak tubuh orang lain, mereka dapat mengenali emosi sedih, marah, gembira, takut dll, bahkan ketika pengamatan hanya dilakukan dengan pencahayaan yang minim.
Ekspresi wajah juga merupakan penanda bagi kita untuk dapat mengetahui apa yang dipikirkan orang lain. Namun sayangnya, banyak dari kita yang tidak mampu untuk mendeteksi ekpresi ini. Salah satu sumber yang kaya akan penanda ini adalah mata seseorang; otot-otot di sekitar mata. Mata seseorang adalah sumber penanda yang paling kaya jika dibandingkan bagian lain yang ada di wajah. Contohnya: mata yang turun ketika sedih, terbuka lebar ketika takut, terlihat tidak fokus kala sedang berkhayal, menatap tajam penuh kecemburuan, atau menatap sekitarnya ketika tidak sabar.
Kita dapat semakin tahu pikiran orang lain dari komponen-komponen dalam percakapan—kata-kata, gerak tubuh, dan nada suara. Namun diantara ketiganya, Ickes menemukan bahwa isi pembicaraan menjadi komponen terpenting dalam membaca pikiran dengan baik.
Menjadi Pembaca Pikiran Ulung
Lalu, bagaimana kita bisa menjadi seorang pembaca pikiran yang lebih baik? Tim dari Psychology Today telah merumuskan beberapa hal yang bisa membantu kita membaca pikiran.
Kenalilah orang lain. “Kemampuan membaca pikiran akan meningkat, semakin kita mengenal lawan bicara kita,” kata William Ickes. Jika kita berinteraksi dengan seseorang selama kurang lebih sebulan, kita akan lebih mudah untuk mengenali apa yang ia pikirkan dan rasakan. Hal tersebut dapat terjadi karena: kita mampu mengartikan kata-kata dan tidakan orang lain dengan lebih tepat, setelah mengamatinya dalam berbagai situasi; kedua, kita mengetahui apa yang terjadi dalam hidup mereka, dan mampu menggunakan pengetahuan itu untuk memahami mereka dalam konteks yang lebih luas.
Minta umpan balik. Penelitian menunjukkan bahwa kita dapat meningkatkan kemampuan membaca dengan cara menanyakan kebenaran dari tebakan kita. Misalnya, “Saya mendengar, sepertinya Engkau sedang marah. Benar tidak?”
Perhatikan bagian atas dari wajah. Emosi yang palsu, biasanya diungkapkan pada bagian bawah wajah seseorang. Sedangkan, menurut Calin Prodan—profesor neurologi di University of Oklahoma Health Sciences Center, emosi utama bisa dilihat dari sebagian ke atas wajah, biasanya di sekitar mata.
Lebih ekspresif. Ekspresivitas emosi cenderung timbal balik. Ross Buck, “semakin kita ekspresif, semakin banyak pula kita akan mendapat informasi mengenai kondisi emosional dari orang lain di sekitar kita.”
 Menurut Lavinia Plonka, pengarang Walking Your Talk, seseorang cenderung “menyamakan diri” dengan lawan bicaranya melalui postur tubuh dan pola napas. Jika anda merasa tegang, teman bicara anda bisa saja, secara tak sadar, menjadi tegang pula lalu terhambat, dan akhirnya menjadi sulit untuk dibaca. Ambillah napas panjang, senyumlah, dan coba untuk menampilkan keterbukaan dan penerimaan kepada siapapun yang bersama anda.
Tinjauan Kritis
Perlu kita ingat, bahwa ekspresi emosi bisa berbeda di berbagai budaya. Ekspresi sedih di satu budaya, bisa jadi diinterpretasikan sebagai emosi lain di budaya lain. Jadi jika ingin membaca seseorang, kita perlu memperhatikan pula unsur budaya yang berlaku di tempat tinggal orang itu, jangan sampai salah menebak, atau bahkan memicu terjadinya kesalahpahaman.
Kita juga tak bisa mengesampingkan fenomena membaca pikiran ini sebagai sebuah fenomena yang biasa diasosisasikan dengan kemampuan supranatural, sebab percaya tidak percaya, memang ada orang-orang yang memiliki kemampuan untuk membaca pikiran yang sulit dijelaskan ilmu pengetahuan. Setidaknya penulis telah menemukan beberapa orang dengan kemampuan membaca pikiran, yang bahkan mampu melihat masa depan dan berbagai macam hal yang sulit diterima nalar.
Sumber Pustaka

Mind Reading – Psychology Today

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

METODE, PENDEKATAN, DAN TEKNIK DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab adalah suatu ilmu tentang metode-metode yang mengkaji bermacam-macam metode dalam pengajaran, keunggulan dan kelemahan, serta penerapan dari pengajaran-pengajaran bahasa Arab. Bahasa Arab sebagai bahasa kedua setelah bahasa kita, tentu memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk mempelajarinya. Bahasa Arab adalah bahasa dunia yang sangat dianjurkan untuk dikuasai oleh anak didik kita. Seperti yang kita tahu, dalam mengkaji Al-Qur’an dan Hadits Nabi, kita harus menguasai ilmu gramatikal dan morfologi bahasa Arab.
Di Negara kita sudah banyak madrasah mulai dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi yang mengajarkan bahasa arab dalam pengembangan keilmuan. Namun seringkali kita lihat, beberapa sekolah yang masih memakai metode dan teknik pengajaran bahasa Arab yang kurang sesuai dengan standart pengajaran, sehingga tidak sedikit para pelajar yang merasa bosan dengan bahasa Arab, dikarenakan penyampaian pengajaran bahasa arab yang kurang menyenangkan, tidak efektif,  jauh dari kreatif dan inovatif. Sehingga para peserta didik menjadi bosan dengan bahasa arab.
Oleh karena itu, sebagai pengajar bahasa Arab yang memiliki kualifikasi dalam bidang keilmuan ini, kiranya perlu menguasai Metodologi Pengajaran, berikut pendekatan serta teknik-teknik yang harus disampaikan kepada peserta didik, supaya tujuan pembelajaran bahasa Arab dapat dicapai dengan maksimal secara efektif dan efisien. Serta mampu membangkitkan kecintaan peserta didik terhadap pembelajaran bahasa arab
Dalam makalah ini, penulis akan membahas beberapa materi tentang metodologi pengajaran bahasa Arab, yaitu :
1.      Apakah pengertian Pendekatan dalam pengajaran bahasa Arab ?
2.      Apakah pengertian Metode dan penerapannya ?
3.      Apakah pengertian Teknik/Strategi dalam pengajaran bahasa Arab ? 

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendekatan, Metode Dan Teknik
1.         Pengertian Pendekatan (Madkhal)
Dalam pengajaran bahasa, ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode, dan teknik. Pendekatan adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dan belajar mengajar bahasa. Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Sedangkan teknik adalah kegiatan spesifik yang diimplementasikan di dalam kelas, selaras dengan metode yang telah dipilih.[1][1] Untuk lebih jelasnya, akan kami berikan suatu paparan tentang macam-macam pendekatan, diantaranya adalah :
1.      Pendekatan Humanistik (Humanistic Approach)
Yaitu sebuah pendekatan yang memberikan perhatian kepada pembelajar sebagai manusia, tidak menganggapnya sebagai benda yang merekam seperangkat pengetahuan. Pembelajaran bahasa menurut pendekatan ini adalah bertujuan mempererat hubungan antara manusia dengan berbagai ragam budaya dan pengalaman. Maka langkah pertama untuk merealisasikan tujuan hal itu adalah dengan memberikan kesempatan kepada pembelajar yang berbeda budaya dan pengalamannya itu untuk berdialog mengenai diri mereka.
Mengungkapkan perasaan mereka serta bergantian mengungkapkan berbagai hal mengenai diri mereka. Proses ini bisa memenuhi kebutuhan pembelajar untuk aktualisasi diri. Pendekatan ini tidak lebih didalamnya berisi seperangkat pesan-pesan yang mendorong agar proses pembelajaran lebih memberi perhatian pada siswa dan diberlakukan manusia (manusiakan siswa).[2][2]


2.      Pendekatan Teknik (Media-Based Approach)
Yaitu pendekatan yang didasarkan pada pemanfaatan media pembelajaran dan teknik-teknik pendidikan. Pendekatan ini berpendapat bahwa media dan teknik pembelajaran sangat berperan dalam menyampaikan pengalaman belajar serta bisa merubah pengalaman belajar menjadi pengalaman yang nyata (terindra).
Kesuksesan media dan teknik dan proses pengajaran berdampak pada munculnya orientasi baru pada bidang pengajran bahasa asing. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan cara untuk menjelaskan makna kata, terkib-terkib serta konsep-konsep budaya baru dengan menggunakan gambar-gambar, peta, lukisan, menghadirkan contoh yang nyata, kartun dan lain sebagainya yang bisa membantu memahamkan siswa tentang pesan-pesan kata bahasa asing. Namun ada beberapa kendala dalam pendekatan ini, diantaranya adalah kurangnya materi pembelajaran baik serta tingginya biaya yang harus dikeluarkan guru untuk menyiapkan media yang memenuhi standar yang diinginkan sesuai dengan jumlah pengguna.
3.      Pendekatan Analisis dan Non Analisis
Adapun perbedaan antara pendekatan analisis dan non analisis adalah sebagai berikut :
a)      Pendekatan Analisis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Berdasarkan pada kebahasaan
2.      Didasarkan pada kajian-kajian ilmu sosial kebahasaan, semantik, dan proses bicara.
3.      Menurut adanya needs analysis kebahasaan dan metodologi kebahasaan modern.
4.      Mengharuskan penyiapan materi pengajaran baru serta strategi pengajaran baru.
b)      Pendekatan Non Analisis
Sedangkan pendekatan non analisis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a)      Didasarkan pada konsep psycholinguistic tokoh  pendidikan bukan pada konsep-konsep kebahasaan.
b)      pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan global dan integrated naturalistic.
c)      Didasarkan pada asumsi-asumsi khusus terhadap siswa, dan difokuskan pada pemenuhan kesempatan pemerolehan bahasa bukan pembelajarannya.[3][3]
4.      Pendekatan Komunikatif (Communicative approach)
Yaitu pengajaran bahasa secara konunikatif artinya pengajaran yang dilandasi oleh teori komunikatif atau fungsi bahasa. Menurut pendekatan ini tujuan pengajaran bahasa adalah untuk mengembangkan kemampuan komunikatif serta prosedur pengajaran keempat ketrampilan berbahasa (mendengar, berbicara, membaca serta menulis) yang mengakui interdepensi atau saling ketergantungan antara bahasa dan komunikasi. Teori tentang hakikat bahasa yang melandasi pendekatan komunikatif ini adalah teori  yang menyatakan bahwa bahasa itu adalah alat untuk menyatakan fungsional/komunikatif. Tujuan pengajaran bahasa adalah untuk menolong pembelajar mencapai kemampuan komunikatif.
2.         Pengertian Metode (Thariqah)
Metode secara umum adalah segala hal yang termuat dalam setiap proses pengajaran, baik itu pengajaran matematika, kesenian, olahraga, ilmu alam dan lain sebagainya. Secara semantik, metodologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan yang efektif dan efisien. Maksud dari Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab adalah cara atau jalan yang ditempuh bagaimana menyajikan bahan-bahan pelajaran bahasa Arab agar mudah diterima, diserap, dan dikuasai oleh anak didik dengan baik dan menyenangkan. [4][4]
Sebelum kita membahas macam-macam metode terlebih dahulu disini disampaikan tentang hal yang harus dijadikan pertimbangan dalam penggunaan sebuah metode yaitu :
a.       Hendaknya metode yang akan digunakan sesuai dengan karakter siswa, tingkat perkembangan akalnya serta kondisi sosial yang melingkupi kehidupan mereka.
b.      Guru memperhatikan kaidah-kaidah umum dalam menyampaikan pelajaran seperti kaidah bertahap dari yang  mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit dan dari yang jelas ke yang membutuhkan interpretasi, serta dari yang konkrit ke yang bersifat abstrak.
c.       Bisa menciptakan situasi siswa yang kondusif sepanjang tahapan-tahapan pelajaran.
d.      Menumbuhkan konsentrasi dan motivasi serta membangkitkan sikap kreatif.[5][5]
Setelah kita membahas tentang hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode maka pembahasan kita selanjutnya adalah tentang metode-metode yang telah berkembang dalam pembelajaran, yaitu:
                            i.      Metode Nahwu wa tarjamah
Dari yang telah kita ketahui bahwa dalam penerapan metode ini banyak  menekankan pada penggunaan nahwu (tata bahasa) dan praktik penerjemahan dari bahasa dan ke dalam bahasa sasaran. Metode ini bahkan harus kita akui sebagai metode yang paling populer digunakan dalam pembelajaran bahasa baik di sekolah, pesantren maupun di perguruan tinggi.
                          ii.      Thariqah Mubassyaroh (Metode Langsung/Direct Method)
Metode ini lahir sebagai reaksi terhadap penggunaan metode nahwu wa tarjamah yang mengajarkan bahasa seperti bahasa yang mati. Dan sebelumnya sejak tahun 1850 telah banyak muncul propaganda yang menyampaikan agar menjadikan penajaran bahasa itu hidup menyenangkan dan efektif. Sehingga secara cepat lahirlah metode pembelajaran baru yang disebut dengan metode langsung.
                        iii.      Thariqah Sam’iyah Syafawiyah (Audio Lingual Method)
Metode ini sebagai respon bagi 2 hal penting pada tahun 50-an dan 60-an yaitu :1) studi bahasa yang dilakukan oleh ahli jiwa dan ahli bahasa terhadap bahasa-bahasa lisan Hindia diwilayah Amerika serikat, 2) perkembangan sarana komunikasi antar bangsa yang bisa mendekatkan jarak antara mereka dan adanya kebutuhan mempelajari bahasa asing tidak hanya digunakan untuk membenci tetapi untuk komunikasi langsung antar mereka. Kedua hal ini mendorong untuk melihat  kembali  fungsi bahasa yang tidak hanya untuk komunikasi bahasa lisan atau transfer budaya manusia, akan tetapi bahasa sebagai alat untuk merealisasikan komunikasi lisan.
                        iv.      Thariqah Qira’ah (Reading Method)
Metode ini lahir dari pemikiran para ahli pengajaran asing pada awal abad 20. Teori ini dipelopori oleh beberapa ahli pendidikan Inggris dan Amerika. Mereka perpendapat bahwa belajar membaca secara lancar jauh lebih penting bagi orang-orang yang belajar bahasa ketimbang berbicara. Karena mereka menganggap hal itu sebagai ketrampilan yang paling bermanfaat yang harus diperoleh dalam bahasa, tetapi juga karena hal itulah yang paling mudah.[6][6]
3.         Pengertian Teknik (Uslub)
Sebagaimana telah diketahui pada penjelasan sebelumnya tentang pendekatan dan metode, ketiganya adalah merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dalam proses pengajaran, maka setelah kita mengetahui pengertian masing-masing dari pengertian pendekatan dan pengertian metode, selanjutnya kita akan memahami pengertian teknik dalam pengajaran. Teknik pengajaran merupakan operasionalisasi metode. Karena itu, teknik pengajaran itu berupa rencana, aturan-aturan, langkah-langkah tersebut haruslah terkait erat dengan bingkai umumnya yaitu metode.
Pengaturan, penyusunan dan gaya mengajar sangat tergantung pada guru serta ketrampilan kepribadian guru dalam mengelola kelas, karena semua hal ini akan dipengaruhi oleh perbedaan situasi dan kondisi. Oleh sebab itu tidak bisa dikatakan bahwa ini adalah metode yang terbaik, ini adalah teknik yang terbaik yang cocok untuk segala situasi dan kondisi pengajaran. Perbedaan tujuan, materi, siswa serta perbedaan guru membutuhkan teknik/stategi yang berbeda dalam sebuah penerapan metode.[7][7]
Berikut ini adalah penjelasan seputar teknik/strategi pembelajaran yang meliputi empat ketrampilan bahasa.
1.      Teknik Pembelajaran Istima’ (Menyimak)
Istima’ mempunyai peranan penting dalam hidup kita, karena istima’ adalah sarana pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama dalam tahapan-tahapan kehidupannya. Melalui istima’ kita kenal mufrodat, bentuk-bentuk jumlah dan taraakib. Dan dengan istima’ pula kita bisa menguasai ketrampilan-ketrampilan bahasa yang lain yaitu kalam, qira’ah dan kitabah.
2.      Teknik Pembelajaran Kalam (Berbicara)
Kemampuan untuk menyusun kata-kata yang baik dan jelas mempunyai dampak yang besar dalam hidup manusia. Baik untuk mengungkapkan pikiran-pikiran atau memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Berbicara dengan bahasa asing merupakan ketrampilan dasar yang menjadi tujuan dari beberapa tujuan pengajaran bahasa. Sebagaimana bicara adalah sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain.
3.      Teknik Pembelajaran Qira’ah (Membaca)
Membaca merupakan materi terpenting di antara materi pelajaran. Oleh sebab itu membaca merupakan sarana yang utama untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa. Membaca adalah salah satu ketrampilan berbahasa yang tidak mudah dan sederhana, tidak sekedar membunyikan huruf-huruf atau kata-kata akan tetapi sebuah ketrampilan yang melibatkan berbagai kerja akal dan pikiran.
4.      Teknik pembelajaran kitabah (menulis)
Diantara ketrampilan-ketrampilan berbahasa, ketrampilan menulis adalah ketrampilan tertinggi dari empat ketrampilan berbahasa. Menulis merupakan salah satu sarana berkomunikasi dengan bahasa antara orang dengan orang lainnya tidak terbatas oleh tempat  dan waktu.
Ø  Kemampuan menulis dengan tujuan yang benar
Ø  Memperbaiki khoth
Ø  Kemampuan mengungkapkan pikiran secara jelas dan detail.[8][8]


















BAB IV
KESIMPULAN

v  Pendekatan dalam proses pembelajaran adalah seperangkat asumsi-asumsi yang antara satu dengan yang lainnya saling terkait.
v  Sebaiknya dalam sebuah pembelajaran manusia/siswa (pembelajar) tidak hanya dijadikan benda (pendengar) saja, namun dijadikan sebagai pembelajar yang aktif tidak hanya merekam seperangkat pengetahuan.
v  Metode secara umum sangat penting dalam segala hal yang termuat dalam setiap proses pengajaran. Karena metode bisa diberi arti sebagai pemilih, penyusun serta penyaji materi-materi yang akan disampaikan.
v  Pendekatan, metode dan teknik, ketiganya adalah merupakan rangkaian yang tidak terpisah dalam proses pengajaran.












  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS